Monday, 9 June 2014

Resensi Film Rumah Tanpa Jendela



Genre       : Drama Musikal 

Sutradara  : Aditya Gumay

Ide Cerita : Asma Nadia

Penulis Skenario : Adenin Adlan dan Aditya Gumay

Produser : Adenin Adlan dan DR. Seto Mulyadi

Produksi : Smaradhana Pro

Diperankan oleh :
Dwi Tasya ( Rara ) , Ingrid Widjanarko ( si Mbok ) ,Ozan Ruz ( Adam ) , Rafi Ahmad ( Raga, ayah Rara ) , Yuni Shara ( budenya Rara bernama Asih ) , Varissa Camelia ( bu Alya ) , Emir Mahira ( Aldo) , Aswin Fabanyo ( pak Syahri ) , Alicia Djohar ( nyonya Ratna ) , Atie Kanser ( nek Aisyah )


Film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Rara dari keluarga yang kurang mampu. Rara bekerja sebagai tukang ojek payung . ia sangat menginginkan mempunyai sebuah jendela rumah, ia sangat menginginkan rumahnya mempunyai jendela untuk melihat kedunia luar. Hanya satu, ia menginginkan rumahnya mempunyai jendela walaupun hanya satu. Karena satu jendela pun sampai saat ini belum bisa ia dapatkan. Keinginan Rara itu menjadi virus yang menularkan keteman-temannya agar bisa mempunyai jendela rumah juga.

Suatu hari saat Rara sedang mengojek payung, ia tertabrak oleh mobil yang dikendarai oleh supirnya Aldo saat pulang dari sanggar lukis. Supir Aldo tidak melihat bahwa Rara sedang berada dibelakang mobil, sehingga saat mobilnya mundur Rara tertabrak dari belakang. Saat kejadian itu Rara menjadi kenal dan dekat dengan Aldo. Sampai Aldo mau menyumbangkan buku-buku bekas yang sudah tidak terpakai kesebuah perkampungan kumuh. Adam ikut mengantarkan Aldo menyumbangkan buku, disitu tidak sengaja Adam bertemu dengan ibu Alya dan lama kelamaan Adam menyukainya.
Raga, ayah Rara yang seorang penjual ikan hias dan tukang sol sepatu berusaha untuk mewujudkan impian anaknya untuk mempunyai jendela rumah. Karena ketiadaan biaya, Raga membuatkan jendela rumah hanya dalam bentuk lukisan. Rara sangat kecewa, karena jendela itu palsu. Hanya sebuah lukisan dan tidak bisa dibuka untuk melihat ke luar. Akhirnya Raga tetap berusaha untuk membahagiakan anaknya, ia menukarkan sebuah ikan ketukang kusen untuk ditukarkan dengan sebuah kusen jendela seperti apa yang Rara mau. Tetapi apa daya, kebakaran telah merenggut semuanya.


Bersamaan dengan kebakaran yang terjadi di Kampung Pulo tempat kediaman Rara dan ayahnya, Rara dan teman-temannya merayakan ulang tahun kakaknya Aldo yang bernama Andini. Kejutan dari Rara, teman-temannya dan nenek Aisyah justru membuat Andini marah besar. Ia tak menyukai itu semua.
Setelah kejadian itu, masalah muncul bertubi-tubi. Kepedihan yang mendalam dialami Rara, karena ayahnya meninggal dunia, Si Mbok masih koma dirumah sakit karena menderita TBC, Aldo pergi dari rumah karen ia tidak suka kepada ibunya yang telah menuduh Rara dan teman-temannya yang telah mencuri berlian ibunya. begitulah yang dialami para pemainnya. Semua berakhir sangat dramatis. Film ini benar-benar mengharukan dan penuh dengan air mata.