Monday, 4 November 2013

Agama dan Masyarakat

AGAMA DAN MASYARAKAT

( Toleransi Beragama )


PENGERTIAN TOLERANSI


Toleransi berasal dari kata ”tolerare” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.

Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya sikap diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.

Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.


AGAMA di INDONESIA


Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dankultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.

  • Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
  • Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram danMajapahit.
  • Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
  • Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
  • Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonialBelanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
  • Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.


TOLERANSI BERAGAMA di INDONESIA


Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama. Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

Nilai kehidupan toleransi beragama di tanah air baik-baik saja. Semua umat beragama bebas beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Warga Kristiani tidak dilarang beribadah di gereja, orang Hindu aman-aman saja melakukan Nyepi, kaum muslimin merasakan aura puasa ketika Ramadhan datang, dan lain-lain. Di daerah Aceh atau Sumatera Barat, gereja-gereja di sana berdiri dengan aman dan pada hari minggu warga kristiani melakukan ibadah di gereja tanpa perlu khawatir diganggu. Di Manado, suara adzan bergema setiap waktu shalat tiba dan orang Islam shalat di masjid tanpa gangguan.

Bila ada masalah dalam kehidupan umat beragama itu wajar, gesekan antar umat beragama pasti tidak bisa dielakkan sebagai konsekuensi hidup berdampingan. Bangsa Indonesia sudah terbiasa hidup berdampingan dengan warga yang berbeda agama, bahkan dalam satu keluarga bisa berbeda keyakinan.

Indonesia sudah sangat toleran dalam kehidupan beragama, bahkan seharusnya menjadi model toleransi yang bagus bagi negara lain. Di negara mana yang hari besar semua agama dijadikan hari libur nasional selain Indonesia. Meskipun rakyat Indonesia mayoritas beragama Islam, namun hari Jumat bukan hari libur, justru hari minggu yang merupakan hari libur sehingga saudara kita yang beragama Nasrani bisa beribadah ke gereja dengan tenang (ini sebaliknya di Arab Saudi dimana hari Jumat adalah hari libur dan hari minggu tetap hari kerja). Di Amerika sendiri sebagai negara kampiun demokrasi Hari Raya Idul Fitri bukan hari libur nasional, juga di Inggris, Jerman, dan Perancis yang banyak jumlah umat Islamnya. Di Swiss ada larangan pembangunan menara masjid, di Perancis ada larangan memakai burqa (tapi burqa atau cadar bukan ajaran Islam melainkan budaya bangsa Arab).

Apa yang terjadi pada kasus GKI Yasmin belum lama ini juga menimpa pembangunan masjid di kawasan yang minoritas Islam, misalnya di Bali, Kupang (NTT), Manokwari (Papua), dan lain-lain. Pembangunan masjid tidak mudah dan ditentang warga yang mayoritas beragama lain, bahkan ada yang dibakar seperti di Sumatera Utara.

Persoalan mendirikan rumah ibadah bukan masalah intoleransi beragama atau menjalankan ibadah agama, tetapi masalah perizinan warga sekitar serta Pemerintah Daerah. Kita harus membedakan kebebasan beragama dengan kebebasan mendirikan rumah ibadah. Mendirikan rumah ibadah tidak bisa bebas begitu saja, tetap ada aturan yang harus ditaati. Memang masalah mendirikan bangunan rumah ibadah ini selalu terjadi di mana-mana, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain. Di Amerika dan di Eropa yang dikenal sebagai negeri yang menjunjung demokrasi pun mendirikan masjid sangat sulit perizinannya, bahkan warganya tetap merasa tidak nyaman dengan pembangunan masjid di lingkungannya.

Masalah pendirian rumah ibadah ini memang harus diselesaikan sebagai PR bersama dengan tetap berpegang pada aturan. Komunitas beragama seharusnya tidak memaksakan kehendak membangun rumah ibadah apabila warga sekitar keberatan. Hal yang sama juga telah dimaklumi oleh kaum muslimin di daerah yang Islamnya minoritas dengan tidak “bernafsu” mendirikan masjid setelah ditolak oleh warga sekitar.

Sekarang sudah tidak tepat lagi menggunakan istilah mayoritas dan minoritas. Suatu agama mayoritas di suatu daerah tetapi minoritas di daerah lain. Ketika menjadi mayoritas maka hukum demokrasi berlaku yaitu mengikuti suara terbanyak. Di Papua atau Sulawesi Utara misalnya para pejabat Pemerintahan Daerah didominasi oleh orang yang beragama Nasrani, sebaliknya di Sumatera Barat pejabat Pemerintah Daerah mayoritas muslim. Yang penting asas proporsionalitas tetap terwakili dalam semua aspek. Keseimbangan itu perlu dijaga untuk menghasilkan harmoni kehidupan yang damai.

Jadi toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
  • Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
  • Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.


Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
  • Merasa senasib sepenanggungan.
  • Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
  • Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
  • Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
  • Menghindari Terjadinya Perpecahan
  • Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan


MANFAAT TOLERANSI HIDUP BERAGAMA


  • Menghindari Terjadinya Perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

  • Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.

KESIMPULAN


Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku yang mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, pemeluk agama dan menganut kepercayaan yang berbeda-beda. Kita perlu membina persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan RI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Masyarakat Indonesia memeluk agama dan keyakinan yang berbeda-beda, akan tetapi semua agama mengajarkan kepada setiap umatnya untuk saling menghormati, bekerja sama serta sikap toleransi agar dapat terciptanya kerukunan hidup. Konsekuensi toleransi hidup beragama adalah setiap pemeluk agama menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan bersikap saling terbuka untuk bekerjasama dan saling bantu dalam usaha-usaha pembangunan di segala bidang.

Secara kodrati manusia di samping mempunyai kekuatan, juga dilengkapi dengan kelemahan-kelemahan, selain mempunyai kemampuan juga keterbatasan. Manusia memiliki sifat yang baik dan sifat yang kurang baik. Demi kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu mendapat bantuan atau bekerjasama dengan manusia lain dalam masyarakat, sebab itu manusia hanya akan mempunyai arti apabila hidup bersama-sama dengan manusia lainnya di dalam masyarakat.




Ditulis oleh :

Ichsan Perdana Putra
54413193

    

Daftar Pustaka


Id.wikipedia.org/wiki/Toleransi.

okezone.com//Toleransi beragama

rinaldimunir.wordpress.com/2012/06/05/masalah-intoleransi-beragama-di-indonesia